Kisah Foto Gus Miek Ditaruh di Bagasi, Mobil Peziarah Mogok - Muhibbin Pecinta Ulama

Terbaru

Home Top Ad

Pasang Iklan Hub, WA 082198421327

Post Top Ad

Pasang Iklan Hub, WA 082198421327

Wednesday, May 12, 2021

Kisah Foto Gus Miek Ditaruh di Bagasi, Mobil Peziarah Mogok

Saat itu, rombongan peziarah dari Sidoarjo telah sampai ke makam para wali Tambak Ngadi Kediri. Merekapun segera berwudhu dan mencari tempat untuk bertawassul dan berdo’a dengan khusuk. Setelah selesai melaksakan ritual yang biasa dilakukan warga nahdliyyin, merekapun melanjutkan aktivitasnya masing masing. Ada yang istirahat, duduk duduk sambil ngobrol ada pula yang ngopi ataupun berbelanja di warung warung sekitar makam.

Setelah semua selesai istirahat, maka mereka sepakat melanjutkan perjalanan pulang. Mereka naik ke dalam mobil, begitu dirasa penumpang telah lengkap Pak Sopir segera menjalankan mobilnya. Dan mobilpun melaju kearah Kediri Kota. Ditengah tengah perjalanan, seketika mesin mobil mendadak mati. Mobil berhenti seketika.

Pak Sopir segera turun dan diikuti turun oleh semua penumpang. Pak Sopirpun mengecek keadaan mesin tapi dia tidak tahu apa penyebab matinya mesin. Setelah sekian lama tanpa hasil, maka mereka pun mencari bengkel terdekat yang diharapkan bisa membantu.

Tak lama kemudian datang montir bengkel dengan membawa beberapa peralatan yang dibutuhkan. Segera si montir mengecek keadaan mesin dan yang lain lainnya dengan teliti. Si montir tidak menemukan suatu penyebab yang bisa mengganggu kinerja mesin mobil. Si montir pun akhirnya menyerah tanpa mengetahui penyebab mogoknya mobil.

Hingga sampai pagi, mobil masih belum bisa dihidupkan. Mereka pun masih heran dan bertanya tanya apa yang jadi sebab mesin mendadak mati. Mereka merasa ada keanehan, atau sesuatu yang tidak wajar telah terjadi.

Mereka masih berbincang bincang diselingi gurauan untuk menghibur diri. Hingga tanpa sadar, salah satu penumpang bertanya pada temannya dengan nada bergurau. “Apa mungkin gara gara potho Yai Miek ditaruh dibagasi Cak, kan gak sopan. Potho Kiai ditaruh sejajar bahkan di bawah pantat.. ”

Maka segera diambil potho tersebut dari bagasi. Pak Sopirpun disuruh untuk mencoba menghidupkan mesin mobil. Dan seketika mesin mobil bisa dihidupkan. Akhirnya merekapun bisa melanjutkan perjalanan pulang.

Penulis: Iemam Riders Kediri.

____________

Hikmah yang bisa diambil bahwa menghormati ulama/guru itu wajib bagi setiap murid/santri.

Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung KH Wahyul Afif Al-Ghofiqi menjelaskan bahwa di antara kunci sukses kehidupan di dunia dan akhirat adalah menghormati serta mengikuti arahan dari para ulama dan orang tua. Merekalah yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan sehingga seseorang bisa menjadi apa yang sekarang diinginkannya.

“Siapa pun yang ingin sukses di dunia dan akhirat, maka ada dua kuncinya. Yaitu menghormati serta ikuti para ulama dan orang tua. Setiap manusia harus tahu ihwal tugas yang mesti dikerjakan. Baik tugas sebagai anak, maupun tugas sebagai hamba,” demikian disampaikannya di depan jama’ah Masjid Al-Ukhuwah, Kota Bandung, Rabu (9/5). Oleh karena itu, Pimpinan Majelis Taman Belajar Al-Afifiyah Bandung ini mengajak para jama’ah untuk senantiasa berkomunikasi dan menjalin hubungan serta silaturahmi dengan ulama, guru dan orang tua. Budaya silaturahmi dengan para ulama (sowan, red) merupakan hal yang sangat penting bagi warga NU untuk mendapatkan energi baru dalam rangka menghadapi kehidupan ini. "Sebagai hamba kita hanya diperbolehkan untuk menyembah Allah dan dilarang menyekutukan-Nya. Maka, kalau ingin ibadahnya sempurna dan sesuai dengan yang diperintahkan Allah, perlulah memiliki guru, yakni ulama," ungkap Kiai Wahyul. Peran ulama tambahnya sangat penting karena merupakan sumber ilmu yang menjadikan seseorang tahu jawaban dari permasalahan agama yang muncul dalam kehidupan. Apalagi di era perkembangan teknologi informasi berupa internet dan media sosial sekarang ini, warga NU harus berhati-hati dan tidak gampang belajar ilmu agama dari sekedar membaca tanpa guru melalui internet.
"Dekat dengan mereka (ulama Aswaja an Nahdliyah, red) menjadikan kita mengetahui jawaban, dari mana kita, sedang di mana, dan ke mana kita. Dengan tiga pertanyaan filosofis itu, kita bisa meningkatkan ibadah hanya kepada Allah, dan sebagai insan bermanfaat yang patuh, tunduk, berbakti kepada orangtua," katanya menjelaskan QS Al-Israa ayat 23-24 yang menjadi dasar kewajiban manusia agar berbakti dan mensyukuri anugerah keberadaan orang tua. "Semua hal itu tidak akan terwujud kalau kita tidak mengenal guru dari Ulama Aswaja an Nahdliyah," pungkasnya. (Aru Elgete/Muhammad Faizin)

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/90193/hormat-ulama-dan-orang-tua-kunci-sukses-kehidupan

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pasang Iklan Hub, WA 082198421327

Pages