Strategi dakwah Kanjeng Sunan Kudus untuk Islam rahmatan lil-alamin (melacak asal usul Khawarij dari India ke Nusantara):
Kelompok Khawarij yg suka kafir mengkafirkan sudah tersebar dulu di India era Islamisasi. Ini karena penyebaran Islam saat itu dilakukan para agen-agen khalifah dan politisi, bawa pedang dan pentungan, maka sering terjadi rebutan kursi dan ghanimah. Maka praktis untuk menjatuhkan lawan yg sesama Muslim, sebutan kafir sering dipakai. konflik sekte antar Sunni-Syiah, atau antar faksi dalam Sunni di India, juga menggunakan label kafir-kafir.
Yang paling sering kena label kafir adalah para kaum sufi yg berdakwah di tengah masyarakat Hindu di India: mereka dituduh kafir karena berdakwah di tempat peribadatan kaum Hindu... mereka juga tidak mau memotong sapi di tengah publik, karena akan menyakiti perasaan kaum Hindu. sementara kelompok Khawarij pamer secara terbuka potong kurban hewan sapi...
Ibnu Batutah di tahun 1334 M sempat selamat dari gangguan komunitas Hindu karena ditolong seorang sufi yg dihormati warga India..
Karena Khawarij ini punya senjata kekuasaan dari agen-agen khalifah, maka mereka mampu menekan para sufi-habaib-Alawiyyin ini untuk ikut apa kata mereka, atau, kalau menolak, akan disingkirkan: disuruh pergi dari India atau dibunuh... karena tanah India bagi mereka adalah Darul Islam... wilayah kekuasaan mereka...
Akibatnya: tujuh abad Islam berkuasa di India lewat krusi dan ghanimah, tapi yg terjadi Islam malah jadi minoritas... dan jadi sektarian minus kebangsaan.... Islamisasi gagal total.. penduduk pribumi pun trauma berat dengan yg segenap berbau Islam... konflik komunal berdarah2 gampang disulut gara2 ada yg potong kurban dengan sapi... hingga kini....
Para sufi habaib Alawiyyin yg tersingkir itu lalu hijrah ke Campa, hingga ke Nusantara ....Di Nusantara mereka menemukan rahmah, maka disebutlah Nusantara ini Darus Salam... bukan Darul Islam.... baca buku Islamisasi Nusantara ...
lihat pola dakwahnya Kangjeng Sunan Kudus: Kangjeng Sunan Kudus Syekh Ja'far Shadiq bangun mesjid bergaya pura Hindu Bali di Kudus. Warga Muslim di kota Kudus juga dilarang berkurban dengan sapi: ganti dengan kerbau atau kambing.
Ada yg protes? Ya pasti.. Karena ada bibit bibit Khawarij yg juga hijrah ke Nusantara ... yg tidak suka dakwah seperti ini... malah ada yg mengkafirkan-kafirkan para ulama kiai di abad 17 yg berdakwah cara Wali lewat sistem peradilan VOC... baca buku Pesantren Studies 4a...
Apa yg terjadi kemudian dengan dakwah Sunan Kudus? Warga Majapahit kemudian berbondong-bondong masuk Islam dan di antaranya masuk ke kota Kudus Darus Salam, seperti dituturkan dalam naskah Hikayat Banjar dari Kalimantan selatan abad 17..
Lalu bagaimana dengan Khawarij impor dari Arab dan India itu? Sunan Kudus tidak memberi peluang sedikitun bagi mereka bangkit merebut kursi dan ghanimah.. ya karena masyarakat asli Nusantara sendiri yg sudah tahu kelakuan mereka di bawah arahan dan bimbingan poro Wali yang "angajawi", yg "amukti tanah Jawi".... Dalam 2 abad, Islam sudah solid dari Sabang sampai Merauke ... menjadi kekuatan global ke-Nusantara-an untuk Islam rahmatan lil'alamin ...
ceritanya akan lain kalau masyarakat sudah lupa Wali Songo, cuek ngaji naskah2 Wali, dan lebih percaya politisi-khalifah berpaham Arabisasi-latinisasi-liberalisasi dalam bicara Islam, maka tunggu saatnya Khawarij-liberal akan mudah bangkit dan merajai kemana-mana seperti di India .... (tentang Khawarij-liberal, baca buku Islam Pasca Kolonial)
Saatnya kembali ke barakah Wali Songo untuk Islam dan Nusantara ....
*Yai Ahmad Baso
No comments:
Post a Comment