KH. Abdul Wahab Hasbullah (Nasab dan Pendidikan) - Muhibbin Pecinta Ulama

Home Top Ad

Pasang Iklan Hub, WA 082198421327

Post Top Ad

Friday, July 5, 2019

demo-image

KH. Abdul Wahab Hasbullah (Nasab dan Pendidikan)

Pasang Iklan Hub, WA 082198421327
KH-Wahab-hasbullah

   "Kyai Haji Abdul Wahab Hasbullah (Pemberi ide lahir NU dan. Rois Aam PBNU ke-2) adalah pengasuh pesantren Tambakbaras jombang Jawa Timur, beliau salah satu sosok ulama di antara  pendiri Nahdlatul Ulama yang berpandangan modern ide gemilangnya selalu muncul, mulai dari mendirikan Tashwirul Afkar, Nahdlatut Tujiar, Nahdlatul Wathan sampai lahirnya Nahdlatul Ulama’. beliau adalah salah satu tokoh kunci berdirinya NU, beliau juga seorang pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama lebih-lebih , lingkungan NU". KH. Abdul Wahab Hasbullah.

Bernasab dj Jombang.
    KH. Abdul Wahab Hasbullah lahir di Kab. Jombang bertepatan tahun 1888 M. beliau putra dari pasangan KH. Hasbullah Said dengan Nyai H]. Lathifah. KH. Hasbullah Said sendiri sosok ulama' terkemuka di Jombang sebagai pengasuh pesantren Tambakberas yang di dirikan KH. Shihhah.
    KH. Hasbullah adalah putra dari Nyai Fatimah binti Abdus Salam (KH. Shihhah) yang tak lain adalah saudara kandung Nyai Layyinah binti Abdus Salam, ibu dari Nyai Halimah (ibu KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng).Baik melalui jalur ayah maupun ibu nasab KH. Abdul Wahab Hasbullah masih bersambung dengan keturunan Jaka Tingkir (Raja Pajang) dan Brawijaya VI (Raja Majapahit). Dan dari jalur keturunan Raja Majapahit ini memiliki garis nasab yang sama dengan KH. Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang yang bermula dari Kyai Shihhah bin Abdul Jabar bin Ahmad bin Pangeran Benowo dan Pangeran Benowo masih anak Jaka Tingkir (Handiwijaya) bin Brawijaya VI.
   Silsilah KH. Wahab Hasbullah dari jalur ayah:
  • KH. Abdul Wahab Hasbullah beliau putra dari
  • KH. Hasbullah Said beliau Putra dari:
  • Nyai HJ. Fatimah beliau Putri dari:
  • KH. Abdus Salam (Kyai Shihhah) beliau Putra dari: (Nb. Kyai shihhah memiliki putri yang bernama Nyai Layyinah dan Nyai Layyinah memiliki putri bernama Nyai Halimah (ibu KH. Hasyim Asy'ari)
  • Kyai Abdul jabbar beliau Putra dari: Kyai Ahmad beliau Putra dari:
  • Pangeran Benowo bergelar Prabu Wijaya (Raja Pajang ketiga) beliau putra dari:
  • Hadi Wijaya (Jaka Tingkir) Raja Pajang pertama.

Riwayat hidup.
    Wahab Hasbullah di lahirkan dan di besarkan di kalangan pesantren, beliau sejak kecil mendapat didikan langsung ayahnya KH. Hasbullah sampai usia 13 tahunan, pada waktu itu beliau sudah mendapat didikan ilmu dasar pesantren seperti kitab Jurrumiyyah, Imrithi dan kitab Al Fiyyah Ibnu Malik kurang lebih selama enam tahun dari avahnya sendiri.
     Setelah mendapat bimbingan dan didikan dari sang ayah kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda mengembara di berbagai pesantren bahkan sampai di Tanah Suci Makkah. Pesantren itu adalah:

a. Pesantren Mojosari Nganjuk.
Setelah di ajar KH. Hasbullah (sang ayah) kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda melanjutkan pendidikan di pesantren Mojosari Nganjuk di bawah asuhan KH. Sholeh selama empat tahun. Di pesantren ini beliau memperdalam hukum-hukum Islam di antaranya kitab Fathil Mu'in.

b. Pesantren Cempoko.
  Setelah di ajar KH. Sholeh di pesantren Mojosari kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda melanjutkan pendidikan di pesantren Cempoko dalam beberapa waktu di bawah asuhan KH. Zainuddin.

c. Pesantren Tawangsari Surabaya.
   Setelah di ajar KH. Zainuddin di pesantren Cempoko kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda melanjutkan pendidikan di Pesantren Tawangsari Surabaya dalam beberapa waktu dibawah asuhan KH Mas Ali yang masih tergolong paman Abdul Wahab Hasbullah.

d. Pesantren Kademangan Madura.
    Setelah di ajar dan didik KH. Mas Ali di pesantren Tawangsari Surabaya kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda memperdalam ilmu agama di pesantren Kademangan Bangkalan Madura di bawah asuhan ulama' ma'rifat billah KH. Kholil Bangkalan. Ketika Abdul Wahab Hasbullah akan nyantri di pesantren ini ada kisah unik yaitu:
   Ketika Abdul Wahab Hasbullah akan nyantri di pesantren Kademangan beliau memilih di bulan Syawal sebab di bulan itu biasanya pesantren salaf menerima santri baru dan membuka tahun ajaran baru.
 Di bulan Syawal itu, KH. Kholil Bangkalan mengumpulkan para santri, beliau perpesan:
   "Kalian semua ! harus memperketat keamanan pondok. Karena tidak lama lagi ada macan masuk pondok kita".
Sejak saat itu, semua santri menjaga pondok super ketat, penjagaan di roling siang dan malam demi tercapainya suasana yang nyaman. Bagi para santri pesan KH.Kholi1 sangat mungkin terjadi sebab di dekat pondok ada hutan belantara yang konon angker dan berbahaya sehingga dikhawatirkan macan yang di maksud muncul dari hutan itu. Selang berhati hari bahkan dalam putaran seminggu telah di lewati, dan macan yang di minggu-minggu belum muncul mengganggu. Pada minggu ketiga KH. Kholil berpesan kembali agar semua santri lebih memperketat kembali penjagaan pesantrennya.
   Di hari minggu ketiga ini ada pemuda kurus tidak terlalu tinggi masuk area pondok dengan membawa tas koper, sampai di depan rumah Kyai Kholil dia salam..
"Assalamu alaikum. . .."
Kyai Kholil yang mendengar salam itu spontan berteriak:
"Santri-santri, ada macan. . ..ada macan. . .ayo di kepung. . ..jangan biarkan masuk" '
Para santri berhamburan keluar dengan membawa segala paralatan yang bisa di gunakan mengusir pemuda yang di anggap macan itu. Para santri menggerombol penuh rasa heran sambil menggenggam pedang, Clurit dan lain sebagainya menggerumuni pemuda yang berwajah kebingungan itu. Melihat gelagat yang kurang baik pemuda kurus itu lari meninggalkan pesantren untuk Sementara. Selang sehari pemuda kurus itu kembali sowan ke Kyai Khalil, perlakuan yang sama pula dia alami dengan mengusirnya keluar.
    Karena takut yang mendalam ketika sowan ke kyai. Dan rasa lelah letih menghinggapi akhimya pemuda itu tertidur pulas di bawah kentongan musholla pondok pesantren. Saat tengah malam, pemuda kurus itu di bangunkan dan di marahi KH. Kholil Bangkalan setelah di marahi di ajaklah pemuda itu kerumah dan di terima sebagai santri di pesantren Kademangan Bangkalan Madura. Abdul Wahab Hasbullah nama pemuda kurus itu, dia kedepannya sebagai salah satu tokoh pendiri NU. Ternyata benar apa yang di pesankan KH. Kholil Bangkalan bahwa Abdul Wahab Hasbullah dalam masa mendatang menjadi "macan" di organisasi NU. Ide berdiri NU bermula dari KH. Abdul Wahab Hasbullah Tambak Beras Jombang dalam beberapa kesempatan beliau selalu mengusulkan bahwa kalangan kyai dan santri harus memiliki organisasi yang bisa mengayomi umat sacara majmu'.
    KH. Hasyim Asy'ari tidak langsung menerima usulan KH. Abdul Wahab Hasbullah yang masih tergolong santrinya, beliau berbulan-bulan melakukan sholat Istikharah memohon petunjuk dari Allah swt. dan ternyata petunjuk itu datang melalui restu KH. Kholil Bangkalan dan akhirnya KH. Hasyim Asy'ari setuju terhadap ide KH. Abdul Wahab Hasbullah. Di saat Abdul Wahab Hasbullah belajar di pesantren Kademangan beliau berkawan dengan santri-santri KH. Kholil yang kelak menjadi ulama' terkemuka di Nusantara, lebih--lebih di jajaran Nahdlatul Ulama' mereka adalah:
  • KH. Mas Alwi bin Abdul Aziz Surabaya.
  • KH. Ridwan Abdullah Surabaya.
  • Bisri Syansuri Pati (kelak KH. Bisri Syansuri Denanyar. Jombang)
  • KH. Sholeh Lateng Banyuwangi dll.
e. Pesantren Branggahan Kediri.
    Setelah nyantri di pesantren Kademan Madura di bawah asuhan KH. Kholil Bangkalan kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda memperdalam ilmu agama di pesantren Branggahan Kediri di bawah asuhan KH.Faqihuddin. Di pesantren ini Abdul Wahab Hasbullah memperdalam ilmu tentang Tafsir Al Qur'an, Tasawuf dll.

f. Pesantren Tebuireng Jombang.
    Setelah nyantti di pesantren Branggahan Kediri di bawah asuhan KH. Faqihuddin kemudian Abdul Wahab Hasbullah muda memperdalam ilmu agama di pesantren Tebuireng Jombang di bawah asuhan ulama' ahli Hadits N abawi KH. Hasyim Asy'ari. Ketika Abdul Wahab Hasbullah nyantri di pesantren ini di temani sahabat karibnya asal Tayu Pati Jawa Tengah Bisri Syansuri (kelak KH. Bisri Syansuri Denanyar) yang nantinya menjadi adik ipar beliau.
    Di pesantren ini Abdul Wahab Hasbullah di angkat sebagai lurah pondok. Pemilihan ini bukan di karenakan masih saudara sepupu KH. Hasyim Asy'ari melainkan karena Abdul Wahab Hasbullah merupakan sosok yang enerjik dan cekatan dalam segala tugas yang di embankan kepada beliau di samping keilmuannya yang mumpuni dalam segala fan. Karena Abdul Wahab Hasbullah sebagai lurah pesantren, beliaulah yang bertanggung jawab penuh pada segala bentuk kegiatan pesantren dengan di temani santri senior seperti Bisri SYansun Tayu Pati (kelak KH. Bisri Denanyar) Manab Magelang (kelak KH. Abdul Karim Lirboyo) di antara kegiatan pesantren tersebut adalah:
  1. Musyawarah malam.
  2. Menghafal mata pelajaran.
  3. Batsul Masa'il dll.
Menuntut ilmu di Tanah Suci.
    Setelah nyantri di pesantren Tebuireng Jombang dalam beberapa waktu yang cukup lama, KH. Hasyim Asy'ari menyuruh Abdul Wahab Hasbullah dan Bisri Syansuri untuk memperdalam atau mematangkan ilmu agama di Tanah Suci Makkah. Dengan senang hati Abdul Wahab Hasbullah dan Bisri Syansuri mematuhi perintah sang guru.
    Tentu tidak mengherankan KH. Hasyim Asy'ari memerintahkan muridnya untuk mematangkan ilmunya di Tanah Suci karena saat itu di samping di sana pusat lahirnya agama Islam juga di sana pusat keilmuan Islam, serta berkumpulnya berbagai ulama' besar dari penjuru dunia. Abdul Wahab Hasbullah dan Bisri Syansuri berada di Tanah Suci kurang lebih selama empat tahun. Di Makkah Abdul Wahab Hasbullah mendalami agama Islam di bawah bimbingan:
  1. Syaikh Mahfudz At Tarmasi (ulama' asal Tremas Pacitan Jawa Tirnur)
  2. Syaikh Abu Bakar Syatha.
  3. Syaikh Muhtarom Banyumas (ulama' asal jawa)
  4. Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau (Ulama asal sumatra barat)
  5. Syaikh Said Al Yamani.
  6. Syaikh Asy'ari Bawean (ulama' asal jawa)
  7. Syaikh Abdul Karim Al Dagestan (ulama' asal Rusia).
  8. Syaikh Syuaib Dagestan (ulama' asal Rusia).
  9. Syaikh Muhammad Baqir Jogja (ulama' asal Jawa).
  10. Syaikh Umar Bajened dll. Di antara sekian banyak guru-guru Abdul Wahab Hasbullah Hanya Syaikh Mahfudz At Tarmasi sebagai maha guru yang pokok dalam masalah periwayatan terutama tentang Hadits Nabawi.
Juga Di antara sekian banyak guru-guru Abdul Wahab Hasbullah ada tiga ulama' terkemuka yang menjadi guru KH. Hasyim Asy'ari di saat menuntut ilmu di Tanah Suci mereka adalah:
  • Syaikh Mahfudz At Tarmasi.
  • Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau.
  • Syaikh Syuaib Dagestan.
 Sekitar tahun 1914 M. Abdul Wahab Hasbullah pulang ke Tanah Air tercinta (Indonesia).

Nb: Artikel ini belum selesai ikuti artikel KH. Abdul Wahab Hasbullah selanjutnya

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Pages