dari kiri: Foto kenangan Romo KH. Anwar Manshur saat sowan ke dalem Almaghfurlah KH. Ali Ma'sum Krapyak Jogjakarta. |
Almaghfurlah KH. Ali Maksum adalah salah seorang tokoh besar yang pernah dimiliki Nahdlatul Ulama.
Selain merupakan pengasuh dari sebuah pesantren besar, Pesantren Krapyak Jogjakarta, beliau adalah Rais 'Am PBNU yang terpilih dalam Munas Alim Ulama NU di Kaliurang, Jogjakarta pada tahun 1981.
Sebagai sesepuh NU, Kiai Ali Maksum, atau Kiai Ali, bekerja keras sebagai ujung tombak dalam mempersatukan NU yang terpecah menjadi beberapa kubu yang disebabkan oleh dinamika politik nasional pada masa tersebut.
Kiai Ali dengan beberapa tokoh ulama sepuh NU lainnya, seperti KHR. As'ad Syamsul Arifin (Situbondo), KH. Mahrus Aly (Lirboyo) dan lain-lainnya berhasil mencetuskan serta mendukung arah pergerakan NU “Kembali pada Khittah 1926” sebagai usaha “penyelamatan” NU dari kepentingan politik praktis.
Munculnya kesepakatan menjalankan “Khittah NU 1926” pada Muktamar NU Ke-27 di Situbondo pada tahun 1984 dapat dikatakan sebagai puncak keberhasilan Kiai Ali dalam perjuangannya untuk NU.
Kiai Ali kemudian menjadi tokoh NU yang gigih mengawal jalannya Khittah NU 1926 sampai akhir hayatnya. Ia tidak pernah merasakan lelah dan sakit, walaupun keadaan fisiknya mulai melemah sejak tahun 1986. Selama periode tahun 1987 sampai 1988, Kiai Ali dikabarkan sering keluar masuk rumah sakit dikarenakan sering jatuh sakit, hingga akhirnya beliau wafat pada Kamis, 07 Desember 1989 di Jogjakarta.
Dikutip dari berbagai sumber.
#serambilirboyo #lirboyo #pondoklirboyo #santrilirboyo #himasalnusantara #santrimengaji #lembagaittihadulmubalighin #lirboyonet #pondokpesantrenlirboyo
Ya Allah dekatkan selalu hambamu ini dg orang yg engkau kasihi
ReplyDelete