Oleh M. Abdullah Badri
Syaichona Kholil Al-Bangkalani, yang populer disebut Syaikhona, adalah salah satu ulama agung di zamannnya. Tiap hari, banyak tamu yang sowan ke beliau.
Suatu kali, saat hujan deras mengguyur, datanglah seorang laki-laki sepuh dan lumpuh. Ia berjalan ngesot agar mencapai teras rumah Syaichona, bertemu dengannya.
"Siapa yang mau menggendongnya?" Tanya Syaichona kepada para santri.
"Saya, ya Syaich," ucap salah satunya.
Begitu sampai di depan Syaichona, orang sepuh tersebut disambut hangat dan dihormati. Setelah obrolan keduanya rampung, Syaichona menawarkan kepada para santri,
"Siapa yang mau gendong dia hingga sampai ke rumahnya?"
"Saya, ya Syaich," jawab seorang santri, yang tadi memapahnya.
Setelah mereka berdua berjalan, Syaichona mengatakan kepada para santri lainnya, "saksikanlah, ilmuku telah dipanggul oleh santri itu".
Terkuak di kemudian bahwa laki-laki tua renta dan sepuh itu adalah Nabiyullah Khidzir alaihis salam. Dan santri yang menggendong tersebut kelak menjadi Rais Akbar Jamiyyah Nahdlatul Ulama': Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari.
Keterangan:
_Cerita ini diterjemahkan dari Kitab "Ha'ula' Masyayikhuna" (Bab Hikayah Tsaniyah fit Tha'ah Lis-Syaikh), yang tengah dicetak_
#NahdlatulUlama
#NdrekNU
No comments:
Post a Comment