Dikisahkan dahulu ada seorang konglomerat mengajak Kyai Mino (Pendiri PP Nurul Qodim Kalikajar Probolinggo) untuk mengundang KH. Hasan sepuh Genggong Probolinggo dalam acara haul keluarganya.
Ketika hari H, ternyata kyaii Hasan sepuh hanya membacakan tahlil dan doa yang singkat (sekitar 5 menit),
seketika itu pula acara langsung selesai.
Maka terbesitlah di hati orang yang punya hajat, “Addaah… mak karo engak nikah ngunjeng kyaeh, tak pok njek bik sapeh se ebelih, onjengan benyak, tapeh duenah kiyai ce’ sakeje’en (Yah, rugi ngundang kiai, tak sebanding dengan sapi yang disembelih, Yang hadir banyak tapi doanya cuma sebentar).”
Malamnya, ketika yang punya hajat tertidur pulas, ia bermimpi didatangi bapak, ibu, nenek, kakek, dan saudara-saudaranya yang dihauli.
Mereka semua mengucapkan terima kasih banyak pada dirinya karena berkat doanya Kyai Hasan, almarhum dan almarhumah yang di hauli mulai dari ujung timur sampai ujung barat dosa-dosanya di Ampuni oleh Allah Swt.
Setelah terbangun dari tidurnya, yang punya hajat merasa menyesal karena sudah berprasangka buruk pada Kyai.
Keesokan harinya, ia mengajak Kyai Mino kembali untuk mengundang Kyai Hasan sepuh pada acara seribu hari keluarganya, tapi Kyai Hasan menolaknya.
Dikutip dari: ceramah KH Moh Hasan Saiful Islam (Pengasuh PP. Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo) saat mengisi Mau’izhatul Hasanah pada acara Istighosah bersama Desa Bantaran Probolinggo tanggal 25 Desember 2013.
Semoga Berkahnya Kyai Hasan Sepuh Genggong Mengalir kepada Kita Semua.. Aamiin 🙏
No comments:
Post a Comment